Siapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan…???
Bismillah
Ada sebuah penyakit orang gajian yang membuat seorang habisnya amal kebaikan seseorang dan membuat hatinya menjadi kering serta membuat wajahnya menjadi kusam sekusam hatinya yang terbakar seperti Rasulullah ibaratkan api yang membakar kayu bakar.
Penyakit tersebut adalah hasad atau dengki atas rezeki yang Allah lebihkan kepada rekan kerjanya.
Sungguh berat hidup orang-orang yang memiliki sifat hasad, mengapa tidak setiap hari jiwanya gelisah setiap melihat kebaikan yang diperoleh oleh orang lain.
Setiap hari jiwanya terbebani melihat keberuntungan rekan kerjanya yang mendapatkan kebaikan dari Allah.
Dan setiap hari jiwanya remuk sesak mendapati rekan kerjanya senantiasa cerah ceria melakukan pekerjaannya.
Kenapa rezeki harus dilihat sebagai harta, tahta dan wanita….?
Padahal Allah memberikan begitu banyak rezeki lain yang jauh lebih muaahal dari harta dan tahta…
Anak yang shaleh, ini rezeki yang akan terus mengalir bagi setiap orang tua dan menjadi kebahagian hati ayah dan ibunya…
Anak yang setiap kali dalam shalatnya senantiasa mendoakan kedua orangtuanya…anak seperti ini yang membuat hati dan bibir ayah dan ibunya bergetar ketika mendengar doa anaknya “ Ya Allah sayangilah ayah dan bundaku karena ayah dan bunda juga sayang kepadaku…”
Pasti meleleh hati ayah dan bunda mendengar cetusan doa yang mengalir dari bibir anak yang shaleh ini..
Setiap huruf Al-Quran yang mengalir dari mulut seorang anak disebabkan ajaran ayah dan ibunya akan menjadi amal jariyah bagi ayah dan ibunya kelak.
Setiap helai rambut anak wanita yang ditutupi oleh hijab karena nasehat ayah dan ibunya akan menjadi pelindung siksa kubur keduanya di alam barzah.
Setiap zakat yang dikeluarkan seorang anak karena hasil pendidikan ayah dan ibunya akan menjadi amal jariayah buat keduanya.
Setiap salam yang diucapkan anak ketika berjumpa dengan saudaranya karena hasil didikan ayah dan ibunya akan menjadi peringan azab kubur buat keduanya.
Setiap pahala puasa yang didapatkan seorang anak karena hasil contoh ayah dan ibunya akan menjadi pahala juga bagi kedua orangtuanya…
Anak yang seperti ini yang mampu membuat masa tua kedua orangtuanya begitu bersyukur…
Hidayah Keimanan, dan inilah rezeki yang paling berharga bagi orang-orang yang berpikir…
“Siapa yang Allah kehedaki baginya kebaikan, akan dipahamkan baginya masalah dien (agama)” (HR. Bukhari)
Adakah kata harta dalam hadist tersebut bagi hamba yang Allah kehendaki kebaikan..?
Ali radhiyallahu ‘anhu berkata “Ilmu (agama) itu lebih baik dari harta. Ilmu akan menjagamu, sedangkan harta mesti engkau menjaganya. Harta akan berkurang ketika dinafkahkan, namun ilmu malah bertambah ketika diinfakkan.”
Hati akan menjadi ringan dan jiwa akan menjadi tenang jika yang dikejar adalah ilmu (agama)….
Sebaliknya hati akan menjadi berat dan kotor penuh kedengkian yang membuat sesak dada jika yang dikejar adalah dunia (harta)….
“Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatau.” (QS. An Nisaa : 32)
Kesenangan memperoleh harta, tahta dan wanita hanya akan bertahan beberapa bulan saja namun kegembiraan memperoleh hidayah islam akan bertahan hingga akhir hayat…
Silahkan dihitung sendiri berapa lama kesenangan yang sementara itu bisa bertahan…?
Mau hidup menjadi begitu ringan…tambahkan ilmu agama sebanyak-banyaknya dalam kehidupan ini karena setelah itu dunia ini akan benar-benar terasa tidak lebih dari sebuah sayap nyamuk…
Namun bersiaplah setelah itu karena dunia yang akan mengejar-ngejar kita tanpa kita tuntut sedikitpun… ;D
Waullahu’allam bi shawab…
“Seandainya dunia punya nilai di sisi Allah walau hanya menyamai nilai sebelah sayap nyamuk, niscaya Allah tidak akan memberi minum kepada orang kafir seteguk airpun.” (HR. At-Tirmidzi no. 2320, dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani t dalam Ash-Shahihah no. 686)
Source: by Wal Ashr